SKOR.id - Baru-baru ini, Luciano Spalletti berhasil mencatatkan rekor pribadi, yaitu torehan 1.000 poin sebagai pelatih di kompetisi Liga Italia (Serie A).Luiciano Spalletti berhasil mencatat 1.000 poin dalam kariernya sebagai pelatih di Liga Italia, saat menangani Juventus menghadapi Torino.Meski begitu hasil kurang memuaskan harus diperoleh Luciano Spalletti, yang gagal mempersembahkan kemenangan setelah ditahan imbang Torino dengan skor 0-0.Catatan 1.000 poin ini tetap menjadi prestasi tersendiri bagi Luciano Spalleti yang telah malang melintang di berbagai klub, hingga menangani Timnas Italia.Dilansir dari Sky Sport Italia, Luciano Spalletti menjadi pelatih kedua yang menembus catatan 1.000 poin di Liga Italia.Namun dengan catatan, poin ini dihitung dari musim 1994-1995, di mana saat itu Liga Italia mulai menggunakan perolehan 3 poin.Sebelumnya, tim pemenang pertandingan hanya meraih dua poin, sebelum diterapkan aturan perolehan tiga poin.Selain Luciano Spalletti, pelatih dengan catatan 1.000 poin atau lebih lainnya adalah Massimiliano Allegri.Massimiliano Allegri memiliki catatan 1.034 poin, dan sama seperti Spalletti, ia masih berpeluang menambah catatan poinnya karena masih aktif.Berikut ini 10 pelatih dengan catatan poin terbanyak di Liga Italia, terhitung sejak musim 1994-1995 saat penggunaan 3 poin.10. Fabio Capello (673 poin)Laga: 348 Musim: 10 Tim: AC Milan, AS Roma, dan Juventus Catatan: Capello sudah melatih AC Milan 4 musim di Serie A sebelum musim 1994-1995.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Claudio_Ranieri_41110f10ea.jpeg" alt="Claudio Ranieri, punya catatan mengesankan di Derbi Roma bersama AS Roma. (Jovi Arnanda/Skor.id)."><figcaption>Claudio Ranieri, ketika menangani AS Roma. (Jovi Arnanda/Skor.id).</figcaption></figure>9. Claudio Ranieri (682 poin)Laga: 424 Musim: 14 Tim: Fiorentina, Parma, Juventus, AS Roma, Sampdoria, dan Cagliari Catatan: Ranieri sudah menangani Cagliari dan Napoli sebelum musim 1994-1995.8. Simone Inzaghi (690 poin)Laga: 349 Musim: 10 Tim: Lazio dan Inter Milan7. Walter Mazzarri (690 poin)Laga: 507 Musim: 16 Tim: Reggina, Sampdoria, Napoli, Inter Milan, Torino, dan Cagliari6. Francesco Guidolin (775 poin)Laga: 547 Musim: 16 Tim: Vicenza, Udinese, Bologna, Palermo, dan Parma Catatan: Guidolin telah menangani Atalanta di Liga Italia sebelum musim 1994-1995.5. Stefano Pioli (787 poin)Laga: 503 Musim: 16 Tim: Parma, Chievo, Bologna, Lazio, Inter Milan, Fiorentina, dan AC Milan4. Carlo Ancelotti (950 poin)Laga: 488 Musim: 15 Tim: Parma, Juventus, AC Milan, dan Napoli3. Gian Piero Gasperini (988 poin)Laga: 610 Musim: 19 Tim: Genoa, Inter Milan, Palermo, Atalanta, dan AS Roma2. Luciano Spalletti (1.000 poin)Laga: 561 Musim: 19 Tim: Empoli, Sampdoria, Venezia, Udinese, AS Roma, Inter Milan, Napoli, dan Juventus.1. Massimiliano Allegri (1.034 poin)Laga: 517 Musim: 15 Tim: Cagliari, AC Milan, JuventusCatatan TambahanJika dihitung dalam seluruh sejarah Serie A termasuk sebelum penerapan tiga poin untuk kemenangan, ada tiga pelatih legendaris yang sudah menembus tiga poin.Ketiganya adalah Giovanni Trapatoni, Nereo Rocco, dan Nils Liedholm.Giovanni Trapatoni meraih 1.266 poin, diikuti Nereo Rocco 1.159 poin, dan Nils Liedholm 1.037 poin.Massimiliano Allegri menjadi pelatih di era tiga poin dengan catatan poin tertingi di Liga Italia saat ini, dan ia masih aktif dan berpeluang menambah catatan poinnya.

10 pelatih dengan raihan poin terbanyak di Liga Italia, di mulai dari musim 1994-1995.

Liga Italia

10 Pelatih dengan Raihan Poin Terbanyak di Liga Italia

SKOR.id - Pelatih Juventus, Luciano Spalletti, tak senang dengan hasil yang diperoleh timnya meski di sisi lain ia membuat catatan gemilang dalam masa kepelatihannya.Luciano Spalletti baru saja membuat catatan poin ke-1000 sepanjang kiprahnya menangani tim-tim Liga Italia (Serie A).Catatan ini tentu menjadi pencapaian tersendiri dalam karier Luciano Spalletti, yang kini kembali menangani tim kasta atas Liga Italia itu setelah sempat menjadi pelatih di level tim nasional.Tak berhasil bersama Timnas Italia dan kemudian melatih Juventus, justru memberi kesmepatan Luciano Spalletti untuk terus menambah catatan poinnya sebagai pelatih.Terbaru adalah saat dirinya memimpin I Bianconeri menghadapi Torino, dalam laga Derby Turin pada pekan ke-11 Liga Italia 2025-2026, yang hanya berkahir imbang 0-0.Meski tampil lebih dominan, Juventus gagal memaksimalkan peluang menghadapi rival sekota mereka.Keenan Yildiz yang mendapat setidaknya dua kesempatan, urung memaksimalkannya menjadi gol.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Luciano_Spalletti_fd9ce893f7.jpg" alt="Luciano Spalletti pernah menjabat sebagai pelatih Timnas Italia. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)."><figcaption>Luciano Spalletti pernah menjabat sebagai pelatih Timnas Italia. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).</figcaption></figure>Juventus pun kehilangan dua poin di kandang, akibat hasil imbang menghadapi Torino.Kini mereka duduk di peringkat keenam klasemen, dengan perolehan 19 poin dari 11 pertandingan yang mereka jalani.Juventus tertinggal lim apoin dari Inter Milan yang kini menduduki puncak klasemen dengan perolehan 24 poin.Catatan 1000 poin di Liga Italia ini tak membuat Luciano Spalletti bahagia dengan pencapaiannya.Sebab, prestasi ini diperoleh justru saat Juventus meraih hasil kurang maksimal di kandang.Pelatih berusia 66 tahun itu lebih memilih fokus dengan hasil yang diraih oleh I Bianconeri.Dilansir dari laman Juventus.com, Luciano Spalletti menekankan timnya perlu berbenah setelah hasil ini."Saat permainan sesulit ini, Anda membutuhkan kualitas itu, kreativitas yang kurang kami miliki malam ini, ketepatan yang obsesif dalam mengoper bola di antara dua lawan," ujar Luciano Spalletti."Kami harus meningkatkan diri karena kami punya potensi. Kami tidak senang; tidak ada seorang pun di ruang ganti yang senang, dan memang seharusnya begitu.""Tiga pertandingan pertama ini telah menegaskan apa yang saya pikirkan tentang tim ini: kami harus lebih berkualitas, bahkan dalam umpan dan umpan terobosan," ujarnya menambahkan.Terlepas dari hasil Juventus melawan Torino, catatan ini membuat Spalletti menjadi pelatih kelima yang meraih 1.000 poin.Dilansir dari Transfermarkt, jika dihitung sejak tahun 1929 hingga saat ini, termasuk saat poin kemenangan dihitung dengan dua poin, Giovanni Trapattoni menjadi pelatih dengan catatan poin terbanyak di Liga Italia, dengan 1.266 poin.Diikuti Nereo Rocco dengan 1.159 poin, Nils Liedholm dengan 1.037 poin, dan Massimiliano Allegri yang kini masih aktif dengan perolehan 10.34 poin (masih bisa bertambah).<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/EFQ_Bs0f2jg?si=LNG0X1b-4zkAhWRB" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Luciano catat 1000 poin di Liga Italia saat Juventus imbang 0-0 melawan Torino.

Catat 1000 Poin di Liga Italia, Luciano Spalletti Tak Bahagia

SKOR.id - Banyak pelatih top dunia asal Italia yang pernah jadi pelatih Sassuolo. Siapa saja mereka?Sassuolo punya banyak pelatih ternama yang menangani mereka, meski begitu ada beberapa nama yang lebih besar dari yang lainnya.1. Massimiliano Allegri (2007-2008)Massimiliano Allegri masih berusia 40 tahun dan ada di awal karier kepelatihannya.Datang ke Sassuolo pada musim panas 2007, Allegri muda mampu membawa Sassuolo meraih gelar Serie C1 Grup A.Catatan ini merupakan kali pertama Sassuolo promosi ke Serie B sepanjang sejarah klub.Usai promosi, Allegri pergi untuk menangani Cagliari di Serie A, sebelum kemudian namanya mendunia bersama AC Milan dan Juventus.Enam gelar Serie A dan lima gelar Coppa Italia jadi koleksinya, termasuk empat kali jadi Pelatih Terbaik Serie A.2. Stefano Pioli (2009-2010)Stefano Pioli saat itu mampu membawa Sassuolo finis di posisi empat klasemen akhir Serie B, meski gagal promosi usai kalah di playoff promosi.Meski begitu, penampilan apik Sassuolo membuat Pioli direkrut tim Serie A, Chievo Verona.Setelah itu, Pioli melanglang buana termasuk melatih Lazio, Inter Milan, Fiorentina, AC Milan, dan Al-Nassr.Ia sekali meraih Scudetto bersama AC Milan, musim itu ia juga jadi Pelatih Terbaik Serie A.3. Eusebio Di Francesco (2012-2017)Lima tahun Eusebio Di Francesco ada di Sassuolo, meski smepat terjeda setengah tahun pada 2014.Bersama Eusebio Di Francesco di musim pertama, Sassuolo meraih tiket promosi ke Serie A sebagai juara Serie B, kali pertama mereka bermain di kasta teratas.Bersama sang pelatih pula, Sassuolo meraih posisi terbaik mereka dalam sejarah Serie A.Sassuolo finis di posisi keenam musim 2015-2016, dan lolos ke Liga Europa musim berikutnya, kali pertama mereka bermain di Eropa.Setelah dari Sassuolo, Eusebio Di Francesco sempat melatih AS Roma, Sampdoria, Cagliari, termasuk melatih Jay Idzes di Venezia musim lalu.4. Roberto De Zerbi (2018-2021)Usai membawa Benevento tampil apik, ia ditunjuk melatih Sassuolo pada awal 2018, membawa gaya permainan menawan bagi klub ini.Tak hanya bermain apik, Sassuolo mendapat hasil bagus pula, dua kali finis di posisi kedelapan selama dua musim beruntun.Setelah dari Sassuolo, Roberto De Zerbi melatih Shakhtar Donetsk, Brighton and Hove Albion, serta Marseille.5. Fabio Grosso (2024-...)Usai degradasi ke Serie B, Sassuolo langsung menunjuk Fabio Grosso sebagai pelatih anyar.Hasilnya, hanya semusim, Fabio Grosso mampu membawa klub kembali promosi dengan berstatus sebagai juara Serie B.Sang juara Piala Dunia bersama Timnas Italia ini sebelumnya melatih tim-tim seperti Bari, Hellas Verona, Brescia, Sion, Frosinone, dan Olympique Lyon.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/QMOMWsBda3I?si=B_juwnIefV7Yc9Ut" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Pelatih Italia tampaknya bisa menjadi pelatih Sassuolo sebagai batu loncatan untuk bisa jadi pelatih top dunia.

Sassuolo, Kawah Penempa Pelatih Top Dunia asal Italia

SKOR.id - Mari menerka formasi lini tengah AC Milan usai Luka Modric akan bergabung musim depan.Bergabungnya Luka Modric ke AC Milan tinggal menunggu waktu, dikonfirmasi langsung oleh sang pelatih, Massimiliano Allegri."Modric akan bergabung bulan Agustus. Dia pemain yang luar biasa," ujar Massimiliano Allegri.Modric yang kini berusia 39 tahun mengakhiri 13 tahun kariernya di Real Madrid usai perhelatan Piala Dunia Antarklub 2025.Lalu, bagaimana formasi lini tengah AC Milan musim depan?Massimiliano Allegri adalah pelatih yang suka memakai tiga pemain di lini tengah.Entah menggunakan formasi 4-3-3 atau 4-3-1-2 seperti saat menangani AC Milan dulu, atau 3-5-2 seperti saat melatih Juventus.Jika fit, Modric akan mengisi satu tempat di lini tengah, meski mengingat usianya ia tak akan bermain di semua laga.Satu pemain yang kemungkinan besar akan menemani di lini tengah adalah Youssouf Fofana.Youssouf Fofana adalah sang gelandang bertahan dan akan diberi tugas lebih melindungi lini belakang, saat Modric sibuk membangun serangan.Musim lalu, Fofana bermain 52 kali di semua ajang, terbanyak ketiga di skuad AC Milan, hanya kalah dari Tijjani Reijnders (54 kali) dan Mike Maignan (53).Artinya, jika tak ada sebuah hal yang mengejutkan, Youssouf Fofana masih akan jadi salah satu pemain andalan di lini tengah.Satu tempat lainnya lebih terbuka untuk diisi oleh beberapa pemain, tergantung keinginan dan kebutuhan Allegri.Yunus Musah jadi andalan di lini tengah, dan bisa dipilih jika Allegri menginginkan kestabilan di lini tengah.Ruben Loftus-Cheek juga bisa mengisi jika AC Milan membutuhkan lini tengah yang lebih menyerang.Jadi, siapa yang akan menemani Modric di lini tengah AC Milan?<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/ITop7XKPAjc?si=_jTs18uT2LgPgpJq" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Luka Modric segera bergabung dengan AC Milan, bagaimana formasi lini tengah Rossoneri musim depan?

Menerka Formasi Lini Tengah AC Milan bersama Luka Modric

SKOR.id - Pelatih AC Milan, Massimiliano Allegri, berbicara dalam jumpa pers pertamanya setelah kembali menangani I Rossoneri.Massimiliano Allegri datang ke AC Milan menggantikan peran Sergio Conceicao yang tak sampai satu musim penuh menangani tim tersebuit.Harapan baru kini diberikan kepada Massimiliano Allegri, yang kembali ke AC Milan setelah 11 tahun berlalu.Keberhasilannya ketika dirinya mempersembahkan gelar Scudetto ke-18 bagi AC Milan, membuat dirinya antusias kembali menjalani proyek di AC Milan.Kini Massimiliano Allegri antusias kembali menangani AC Milan, ia barharap dapat bekerja sama dengan baik untuk meraih hasil maksimal."Senang sekali bisa berada di sini, kami memulai petualangan ini yang ingin kami ambil manfaatnya," ujar Massimiliano Allegri."Untuk mendapatkan hasil yang hebat, kita semua harus bekerja dalam arah yang sama, bertanggung jawab, setiap hari kita berbagi dinamika ini dengan direktur dan klub.""Saya senang dan antusias, di AC Milan saya bertemu dengan beberapa wajah lama dan beberapa wajah baru, ini adalah motivasi yang penting," ujarnya menambahkan.Massimiliano Allegri menyebut dirinya bagaikan terikat dengan AC Milan, karena memenangi Scudetto pertamanya di sini.Kini pelatih berusia 57 tahun itu tak sabar menjalani kariernya sebagai pelatih AC Milan."AC Milan adalah klub yang sangat saya sayangi, saya memenangkan Scudetto pertama saya di sini," ujarnya."Ketika saya mendapat telepon dari Tare dan Furlani, saya langsung bertemu mereka dan dalam waktu satu jam kami memutuskan untuk memulai petualangan ini bersama. Saya senang dan bersemangat untuk memulainya," ujarnya menambahkan.Selain itu, Allegri juga mengungkapkan kabar kedatangan gelandang veteran, Luka Modric, dari Real Madrid.Luka Modric telah santer dikabarkan merapat ke AC Milan, setelah kontraknya habis dengan Real Madrid.Kini Luka Modric masih tampil bersama Real Madrid di ajang Piala Dunia Antarklub 2025.Menurut Allegri, Luka Modric akan bergabung dengan AC Milan bulan Agustus mendatang.Kedatangan Luka Modric akan menambah pilihan di lini tengah I Rossoneri.Allegri akan memilih para pemainnya, berdasarkan kemampuan individual yang mereka miliki."Modric akan tiba pada bulan Agustus, dia adalah pemain yang luar biasa. Selain dia di lini tengah, kita akan memiliki Ricci, Loftus-Cheek (yang mencetak 12 gol dua tahun lalu), Fofana, Bondo, Musah," kata Allegri.""Mereka adalah pemain hebat, kami akan bermain sebagai tiga pemain dan saya akan memilih mereka berdasarkan sifat individu mereka"," ujarnya menambahkan.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/dwLn94ypfW4?si=YXpdBwcu0LKM9B9W" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Massimiliano Allegri kembali menangani AC Milan, ia mengungkap kedatangan Luka Modric.

Massimiliano Allegri Bahagia Kembali ke AC Milan, Ungkap Kedatangan Luka Modric

SKOR.id - Massimiliano Allegri telah resmi kembali menangani AC Milan, ia akan menggantikan tugas Sergio Conceicao yang meninggalkan klub di akhir musim 2024-2025.Penunjukan Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru AC Milan telah diumumkan I Rossoneri, Jumat (30/5/2025)."AC Milan dengan bangga mengumumkan bahwa Massimiliano Allegri telah ditunjuk sebagai Pelatih Kepala Tim Utama," bunyi pernyataan resmi AC Milan.Ini adalah periode kedua Massimiliano Allegri menjadi pelatih AC Milan, setelah dirinya juga sempat meraih kesuksesan bersama Juventus.Pria 57 tahun itu pernah menangani I Rossoneri pada periode 2010 hingga 2014.Dilansir dari Transfermarkt, total pada periode pertama tersebut, Massimiliano Allegri memimpin AC Milan dalam 178 pertandingan di berbagai kompetisi.Selama melatih AC Milan, Massimiliano Allegri sukses mempersembahkan Scudetto musim 2010-2011, dan Piala Super Italia 2011-2012.Ia kemudian menangani Juventus dalam dua periode berbeda, yaitu pada Juli 2014-Juni 2019, dan Juli 2021 hingga Mei 2024.Sejak meninggalkan Juventus pada 2024, Massiamiliano Allegri belum menangani klub lain, hingga AC Milan menggunakan kembali jasanya.Musim 2024-2025, AC Milan berhasil merengkuh trofi Piala Super Italia, tetapi mereka gagal finis di posisi lima besar Liga Italia, serta kalah di final Coppa Italia saat melawan Bologna.Sergio Conceicao yang baru menangani AC Milan pada pertengahan musim pun harus kehilangan jabatannya.Kedatangan Massimiliano Allegro kembali ke AC Milan, memunculkan berbagai potensi formasi yang mungkin digunakannya pada periode keduanya di I Rossoneri.Dilansir dari Sky Italia, ada dua kemungkinan formasi yang bisa dipakai oleh Allegri di AC Milan, dengan memanfaatkan kondisi skuad yang ada.Allegri diprediksi tetap mengandalkan formasi dengan empat pemain belakang, dan menggunakan pendekatan berbeda untuk mengisi lini tengah.Mike Maignan masih akan menjadi pilihan utama di sektor penjaga gawang, ditemani empat bek yang diprediksi akan dipercayakan kepada Alex Jimenez, Matteo Gabbia, Fikayo Tomori, dan Theo Hernandez.Strahinja Pavlovic dan Malick Thiaw akan menjadi pilihan lain di posisi bek tengah.Menurut Sky Italia, ada kemungkinan pilihan berbeda di posisi lini tengah dan lini depan yang akan dipasang Allegri.Tergantung saat ia akan menggunakan satu penyerang atau tiga orang penyerang dalam sebuah pertandingan.Santiago Gimenez, Tijjani Reijnders, Rafael Leao, hingga Christian Pulisic diprediksi akan memegang peran penting dalam strategi ini.Berikut ini kemungkinan 2 formasi yang akan dipakai Massimiliano Allegri di AC Milan.(4-3-3): Maignan; Jimenez, Gabbia, Tomori, Theo Hernandez; Loftus-Cheek, Fofana, Reijnders; Pulisic, Gimenez, Leao.(4-2-3-1): Maignan; Jimenez, Tomori, Pavlovic, Theo Hernandez; Musah, Fofana; Pulisic, Reijnders, Leao; Gimenez<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/FzM1i6NoWzo?si=tDTpyRqc3zS7A9P4" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Ada 2 kemungkinan formasi yang akan dipakai Massimiliano Allegri di AC Milan musim depan.

Kembali Tangani AC Milan, Ada 2 Formasi yang Bisa Digunakan Massimiliano Allegri

SKOR.id - Pisa akhirnya kembali ke kasta tertinggi Liga Italia, Serie A, setekah terakhir kali merasakan level tersebut pada 34 tahun lalu.Pisa promosi ke Serie A Liga Italia, setelah dipastikan menduduki peringkat kedua klasemen Serie B, di bawah Sassuolo yang menjadi pemuncak.Terakhir kali mereka tampil di Serie A adalah pada musim 1990-1991, dan harus finis di posisi 16 klasemen dengan koleksi 22 poin dari 34 laga.Kini tim yang juga memiliki julukan I Nerazzurri itu akan kembali ke kasta tertinggi setelah penantian lama.Meski telah lama tak tampil di level tertinggi, ada sederet nama kondang dalam dunia sepak bola yang pernah memperkuat Pisa.Dilansir dari Sky Italia, salah satu pemain kondang yang pernah membela Pisa adalah Diego Simeone.Pisa menjadi klub pertama Diego Simeone ketika berkarier di Eropa, khusunya Italia setelah meninggalkan Velez Sarsfield pada usia 20 tahun.Diego Simeone memperkuat Pisa pada kurun waktu 1990 hingga 1992, dengan catatan 62 pertandingan dan enam gol.Ia tampil cukup baik di musim pertamanya, meski akhirnya Pisa harus terdegradasi ke Serie B.Pemain lainnya adalah Leonardo Bonucci, yang sempat merasakan masa pinjaman di Pisa dari Inter Milan pada Januari 2009 hingga Juni 2009.Kala itu Leonardo Bonucci tampil sebanyak 18 kali di Pisa dengan sumbangan satu gol.Jauh sebelum itu, legenda Timnas Brasil, Carlos Dunga, juga pernah menjadi bagian Pisa pada musim 1987-1988.Legenda yang menjadi kapten Brasil saat juara Piala Dunia 1994 itu, membela Pisa setelah bergabung dari Vasco da Gama.Carlos Dunga kemudian hengkang ke Fiorentina setelah semusim membela Pisa, lalu ke Pescara pada 1992.Pisa juga pernah diperkuat mantan bomber Timnas Italia dan Inter Milan, Christian Vieri.Karier Christian Vieri di Pisa mungkin tak terlalu diingat, tetapi di klub inilah ia benar-benar secara nyata tampil sebagai pemain profesional, meski senpat menjalani debut di Serie A bersama Torino.Bobo tercatat tampil 18 kali bersama Pisa, dengan sumbangan dua gol.Massimiliano Allegri mungkin tak terlalu dikenal saat tampil sebagai pemain, tetapi kariernya sebagai pelatih menjadi salah satu yang terbaik di Italia.Eks pelatih Juventus itu diketahui pernah membela Pisa pada periode 1988/1989 setelah bergabbung dari Livorno.Total Massimiliano Allegri hanya tampil lima kali di berbagai kompetisi bersama Pisa.Berikut ini 5 Pemain Ternama yang Pernah Membela Pisa1. Carlos Dunga (1987/1988) Penampilan: 28 laga Gol: 32. Massimiliano Allegri (1988/1989) Penampilan: 5 laga Gol: -3. Diego Simeone (1990-1992) Penampilan: 62 laga Gol: 64. Christian Vieri (1992/1993) Penampilan: 18 laga Gol: 25. Leonardo Bonucci (Januari 2009 - Juni 2009) Penampilan: 18 Gol: 1<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/lBALX7CX9Fs?si=MxsAWQJoxztZiX0B" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

5 pemain kondang ini pernah memperkuat Pisa, tim yang baru saja promosi ke Serie A Liga Italia.

Pisa Sukses Promosi ke Serie A Liga Italia, 5 Pemain Kondang Ini Pernah Jadi Pemain Mereka

SKOR.id - AC Milan menjalani Liga Italia 2024-2025 (Serie A) dengan hasil yang kurang memuaskan, setelah hanya meraih satu poin dalam dua pertandingan.Pada pertandingan pekan perdana Liga Italia 2024-2025 melawan Torino, AC Milan hanya bermain imbang 2-2, setelah sempat tertinggal dua gol.Selanjutnya pada pertandingan kedua menghadapi Parma, AC Milan harus menelan pil pahit setelah ditekuk dengan skor 1-2.Raihan satu poin dalam dua pertandingan perdana di musim kompetisi Liga Italia, menjadi catatan buruk untuk I Rossoneri yang diasuh Paulo Fonseca.AC Milan kini dilatih Paulo Fonseca, setelah mereka mengakhiri kerja sama dengan Stefano Pioli pada Mei 2024.Terakhir kali AC Milan meriah satu poin dalam dua pertandingan awal mereka di Liga Italia, terjadi 13 tahun lalu, saat mereka dilatih Massimiliano Allegri.Waktu itu, pertandingan pekan pertama mereka melawan Cagliari harus ditunda hingga bulan Desember 2011.Sementara dua laga awal mereka (terjadi pada pekan kedua dan pekan ketiga), berakhir dengan hasil 2-2 melawan Lazio, dan kalah 1-3 dari Napoli.<div class="raw-html-embed"><blockquote class="instagram-media" data-instgrm-captioned="" data-instgrm-permalink="https://www.instagram.com/p/C-yRELhMDi7/?utm_source=ig_embed&amp;utm_campaign=loading" data-instgrm-version="14" style=" background:#FFF; border:0; border-radius:3px; box-shadow:0 0 1px 0 rgba(0,0,0,0.5),0 1px 10px 0 rgba(0,0,0,0.15); margin: 1px; max-width:540px; min-width:326px; padding:0; width:99.375%; width:-webkit-calc(100% - 2px); width:calc(100% - 2px);"><div style="padding:16px;"> <a href="https://www.instagram.com/p/C-yRELhMDi7/?utm_source=ig_embed&amp;utm_campaign=loading" style=" background:#FFFFFF; line-height:0; padding:0 0; text-align:center; text-decoration:none; width:100%;" target="_blank"> <div style=" display: flex; flex-direction: row; align-items: center;"> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 40px; margin-right: 14px; width: 40px;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center;"> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 100px;"></div> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 60px;"></div></div></div><div style="padding: 19% 0;"></div> <div style="display:block; height:50px; margin:0 auto 12px; width:50px;"><svg width="50px" height="50px" viewBox="0 0 60 60" version="1.1" xmlns="https://www.w3.org/2000/svg" xmlns:xlink="https://www.w3.org/1999/xlink"><g stroke="none" stroke-width="1" fill="none" fill-rule="evenodd"><g transform="translate(-511.000000, -20.000000)" fill="#000000"><g><path d="M556.869,30.41 C554.814,30.41 553.148,32.076 553.148,34.131 C553.148,36.186 554.814,37.852 556.869,37.852 C558.924,37.852 560.59,36.186 560.59,34.131 C560.59,32.076 558.924,30.41 556.869,30.41 M541,60.657 C535.114,60.657 530.342,55.887 530.342,50 C530.342,44.114 535.114,39.342 541,39.342 C546.887,39.342 551.658,44.114 551.658,50 C551.658,55.887 546.887,60.657 541,60.657 M541,33.886 C532.1,33.886 524.886,41.1 524.886,50 C524.886,58.899 532.1,66.113 541,66.113 C549.9,66.113 557.115,58.899 557.115,50 C557.115,41.1 549.9,33.886 541,33.886 M565.378,62.101 C565.244,65.022 564.756,66.606 564.346,67.663 C563.803,69.06 563.154,70.057 562.106,71.106 C561.058,72.155 560.06,72.803 558.662,73.347 C557.607,73.757 556.021,74.244 553.102,74.378 C549.944,74.521 548.997,74.552 541,74.552 C533.003,74.552 532.056,74.521 528.898,74.378 C525.979,74.244 524.393,73.757 523.338,73.347 C521.94,72.803 520.942,72.155 519.894,71.106 C518.846,70.057 518.197,69.06 517.654,67.663 C517.244,66.606 516.755,65.022 516.623,62.101 C516.479,58.943 516.448,57.996 516.448,50 C516.448,42.003 516.479,41.056 516.623,37.899 C516.755,34.978 517.244,33.391 517.654,32.338 C518.197,30.938 518.846,29.942 519.894,28.894 C520.942,27.846 521.94,27.196 523.338,26.654 C524.393,26.244 525.979,25.756 528.898,25.623 C532.057,25.479 533.004,25.448 541,25.448 C548.997,25.448 549.943,25.479 553.102,25.623 C556.021,25.756 557.607,26.244 558.662,26.654 C560.06,27.196 561.058,27.846 562.106,28.894 C563.154,29.942 563.803,30.938 564.346,32.338 C564.756,33.391 565.244,34.978 565.378,37.899 C565.522,41.056 565.552,42.003 565.552,50 C565.552,57.996 565.522,58.943 565.378,62.101 M570.82,37.631 C570.674,34.438 570.167,32.258 569.425,30.349 C568.659,28.377 567.633,26.702 565.965,25.035 C564.297,23.368 562.623,22.342 560.652,21.575 C558.743,20.834 556.562,20.326 553.369,20.18 C550.169,20.033 549.148,20 541,20 C532.853,20 531.831,20.033 528.631,20.18 C525.438,20.326 523.257,20.834 521.349,21.575 C519.376,22.342 517.703,23.368 516.035,25.035 C514.368,26.702 513.342,28.377 512.574,30.349 C511.834,32.258 511.326,34.438 511.181,37.631 C511.035,40.831 511,41.851 511,50 C511,58.147 511.035,59.17 511.181,62.369 C511.326,65.562 511.834,67.743 512.574,69.651 C513.342,71.625 514.368,73.296 516.035,74.965 C517.703,76.634 519.376,77.658 521.349,78.425 C523.257,79.167 525.438,79.673 528.631,79.82 C531.831,79.965 532.853,80.001 541,80.001 C549.148,80.001 550.169,79.965 553.369,79.82 C556.562,79.673 558.743,79.167 560.652,78.425 C562.623,77.658 564.297,76.634 565.965,74.965 C567.633,73.296 568.659,71.625 569.425,69.651 C570.167,67.743 570.674,65.562 570.82,62.369 C570.966,59.17 571,58.147 571,50 C571,41.851 570.966,40.831 570.82,37.631"></path></g></g></g></svg></div><div style="padding-top: 8px;"> <div style=" color:#3897f0; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; font-style:normal; font-weight:550; line-height:18px;">Lihat postingan ini di Instagram</div></div><div style="padding: 12.5% 0;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: row; margin-bottom: 14px; align-items: center;"><div> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(0px) translateY(7px);"></div> <div style="background-color: #F4F4F4; height: 12.5px; transform: rotate(-45deg) translateX(3px) translateY(1px); width: 12.5px; flex-grow: 0; margin-right: 14px; margin-left: 2px;"></div> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(9px) translateY(-18px);"></div></div><div style="margin-left: 8px;"> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 20px; width: 20px;"></div> <div style=" width: 0; height: 0; border-top: 2px solid transparent; border-left: 6px solid #f4f4f4; border-bottom: 2px solid transparent; transform: translateX(16px) translateY(-4px) rotate(30deg)"></div></div><div style="margin-left: auto;"> <div style=" width: 0px; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-right: 8px solid transparent; transform: translateY(16px);"></div> <div style=" background-color: #F4F4F4; flex-grow: 0; height: 12px; width: 16px; transform: translateY(-4px);"></div> <div style=" width: 0; height: 0; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-left: 8px solid transparent; transform: translateY(-4px) translateX(8px);"></div></div></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center; margin-bottom: 24px;"> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 224px;"></div> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 144px;"></div></div></a><p style=" color:#c9c8cd; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; line-height:17px; margin-bottom:0; margin-top:8px; overflow:hidden; padding:8px 0 7px; text-align:center; text-overflow:ellipsis; white-space:nowrap;"><a href="https://www.instagram.com/p/C-yRELhMDi7/?utm_source=ig_embed&amp;utm_campaign=loading" style=" color:#c9c8cd; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; font-style:normal; font-weight:normal; line-height:17px; text-decoration:none;" target="_blank">Sebuah kiriman dibagikan oleh AC Milan (@acmilan)</a></div></blockquote>
<script async="" src="//www.instagram.com/embed.js"></script></div>Pada akhir musim, AC Milan harus puas finis di peringkat kedua di belakang Juventus, dan harus merelakan gelar Scudetto yang mereka raih di musim sebelumnya.AC Milan juga pernah meraih satu poin dari dua laga perdana di Liga Italia, dalam empat kesempatan lainnya.Pada musim 1973-1975, I Rossoneri bermain imbang 0-0 melawan Sampdoria dan kemudian kalah 1-2 dari Juventus pada laga kedua. Mereka akhirnya finis di posisi kelima.Musim 1959-1960 juga berakhir satu poin untuk AC Milan untuk dua laga awal, setelah kalah 1-3 dari Alessandria dan imbang 1-1 melawan AS Roma, posisi ketiga mereka dapatkan di akhir musim.Hasil satu poin dalam dua laga juga mereka peroleh di musim 1938-1939, kalah 0-1 dari AS Roma ditambah hasil 0-0 melawan Napoli, I Rossoneri finis di peringkat sembilan klasemen Liga Italia.Sebelumnya di musim 1930-1931 AC Milan juga hanya meraih satu poin, hasil itu mereka dapatkan setelah imbang 0-0 melawan Livorno dan kalah 0-3 dari Juventus.Namun, satu poin dalam dua pertandingan di Liga Italia ternyata bukan yang terburuk dalam sejarah AC Milan.Pada musim 2008-2009 dan 1986-1987, AC Milan pernah mengalami kekalahan dalam dua laga awal di Serie A, yang membuat mereka gagal memperoleh poin.Berikut ini hasil yang diperoleh AC Milan dalam dua laga awal Liga Italia, pada 15 tahun terakhir2024-2025 - 1 poin - Paulo Fonseca 2023-2024 - 6 poin - Stefano Pioli 2022-2023 - 4 poin - Stefano Pioli 2021-2022 - 6 poin - Stefano Pioli 2020-2021 - 6 poin - Stefano Pioli 2019-2020 - 3 poin - Marco Giampaolo 2018-2019 - 3 poin - Gennaro Gattuso 2017-2018 - 6 poin - Vincenzo Montella 2016-2017 - 3 poin - Vincenzo Montella 2015-2016 - 3 poin - Sinisa Mihajlovic 2014-2015 - 6 poin - Filippo Inzaghi 2013-2014 - 3 poin - Massimiliano Allegri 2012-2013 - 3 poin - Massimiliano Allegri 2011-2012 - 1 poin - Massimiliano Allegri 2010-2011 - 3 poin - Massimiliano Allegri 2009-2010 - 3 poin - Leonardo<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/yxLy18Z1jCY?si=5Yh8uGVm950wLSjs" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

AC Milan hanya meraih satu poin dalam dua pertandingan di Liga Italia 2024-2025.

Hasil Buruk AC Milan di Liga Italia, Catatan 13 Tahun Lalu Terulang

SKOR.id - Juventus dikabarkan segera melakukan pengumuman penunjukan Thiago Motta sebagai pelatih baru, untuk mengarungi musim 2024-2025.Juventus telah memutuskan berpisah dengan pelatih mereka sebelumnya, Massimiliano Allegri, setelah menjalani musim yang sulit, meski berhasil memenangi Coppa Italia.Perpisahan antara Juventus dengan Massimiliano Allegri, membuat Thiago Motta yang sebelumnya menjadi pelatih Bologna, digadang-gadang menjadi nakhoda I Bianconeri sebelumnya.Performa apik Bologna sepanjang musim 2023-2024, disebut menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan Thiago Motta sebagai pelatih baru Juventus.Thiago Motta dikabarkan telah memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya bersama Bologna musim depan.Eks pemain Barcelona hingga Inter Milan itu menjadi pelatih Bologna sejak musim 2022-2023 lalu dan telah memimpin dalam 76 laga.Musim ini, Thiago Motta berhasil membawa Bologna finis di peringkat kelima klasemen akhir Serie A (Liga Italia).I Rossoblu mengoleksi 68 poin, hasil dari 18 kemenangan, 14 kali imbang, dan enam kali kalah dari 38 laga di Liga Italia musim 2023-2024.Mereka pun berhak mendapatkan satu tiket ke ajang Liga Champions musim 2024-2025.Selain itu, Bologna juga telah mendatangkan pelatih baru, Vincenzo Italiano, yang sebelumnya menangani Fiorentina."Bologna FC 1909 mengonfirmasi penunjukan Vicenzo Italiano sebagai pelatih kepala baru Tim Utama Putra. Dia telah menandatangani kontrak dengan Klub hingga 30 Juni 2026," bunyi pernyataan Bologna."Lahir di Karlsruhe (Jerman) pada 12/10/1977, karir kepelatihannya membawanya ke Trapani, Spezia dan Fiorentina. Dia telah mencapai satu promosi dari Serie C, dan satu dari Serie B, telah dua kali membimbing timnya ke kualifikasi Liga Konferensi Europa, mencapai final pada dua kesempatan, dan berhasil mencapai satu final Coppa Italia. Dia akan memberikan konferensi pers pertamanya sebagai bos Bologna minggu depan," bunyi pernyataan Bologna selanjutnya.Mengenai kabar Thiago Motta ke Juventus, pakar transfer asal Italia, Fabrizio Romano, juga telah memberikan informasi terbaru.Menurut Fabrizio Romano, Thiago Motta akan diumumkan menjadi pelatih baru Juventus pada pekan depan."Thiago Motta akan masuk sebagai pelatih kepala baru Juventus pekan depan, tidak pernah direncanakan untuk menandatangani minggu ini," tulis Fabrizio Romano di akun X."Tidak ada masalah, tidak ada perubahan. Semuanya sudah selesai dan kontrak hingga Juni 2027 akan disegel pekan depan. Motta, sudah merencanakan kepindahan Juve seperti Di Gregorio &amp; Koopmeiners," tulis Romano menambahkan.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/O4QpZBGJE48?si=4YOELXasCPe0_eM4" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Juventus segera mengumumkan Thiago Motta sebagai pelatih baru menggantikan Massimiliano Allegri.

Juventus Umumkan Thiago Motta sebagai Pelatih Baru Pekan Depan

SKOR.id – Massimiliano Allegri telah resmi dipecat oleh Juventus FC setelah sikapnya pada laga final Piala Italia 2023-2024, Rabu (16/5/2024) malam lalu yang dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai klub.Allegri terlihat marah di pinggir lapangan selama pertandingan dan akhirnya mendapat kartu merah karena melanggar ofisial keempat Kartu merah itu membuatnya bisa melepaskan diri dalam kemarahan sebelum menghilang di terowongan.&nbsp;Namun, ia kemudian merusak area foto LaPresse di dekat ruang ganti sebelum mengancam Pemimpin Redaksi Tuttosport Guido Vaciago.Buntut insiden itu jelas. Allegri langsung dipecat hanya dua hari usai membantu Juventus memperpanjang rekor sebagai pemegang Coppa Italia terbanyak, 15 kali, setelah mengalahkan Atalanta BC, 1-0, pada final musim ini.&nbsp;Masa jabatan kedua ahli taktik asal Livorna, Italia, berusia 56 tahun itu bersama La Vecchia Signora tersebut terkesan berakhir tragis. Namun banyak yang meyakini bila pemecatan Allegri bukan hanya karena “ulahnya” di Piala Italia namun karena torehan Juve yang menurun drastis di bawah arahannya kali ini.&nbsp;Selama dua musim terakhir ditangani Allegri (28 Mei 2021 – 17 Mei 2024), Juventus hanya mampu merebut satu Piala Italia. Bandingkan dengan 5 gelar Liga Italia, 4 Piala Italia, dan 2 Super Italia yang diberikan Allegri untuk Juve pada periode pertamanya melatih (16 Juli 2014 – 30 Juni 2019).Kans Berlabuh di Liga InggrisDengan masa jabatan keduanya di Juventus berakhir secara dramatis, banyak yang kini penasaran untuk melihat apakah Allegri akan bergabung dengan klub Liga Inggris untuk musim 2024-2025 mendatang.&nbsp;Kabarnya, ada beberapa pilihan bagi ahli taktik berpengalaman itu. Beberapa klub mungkin lebih menarik dibandingkan yang lain bagi pelatih yang juga pernah membawa AC Milan juara Liga Italia (2010-2011) dan Piala Super Italia (2011-2012) itu.&nbsp;Peluang pertama adalah Manchester United FC yang sepertinya akan berpisah dengan Erik ten Hag setelah musim yang cukup sulit di wilayah barat laut Inggris.Ide lainnya adalah West Ham United FC, yang sedang mencari pelatih kepala baru untuk menggantikan David Moyes, yang masa jabatan keduanya bersama The Hammers akan segera berakhir.&nbsp;Pilihan ketiga adalah Newcastle United FC. Rumor yang beredar saat ini menyebut kurangnya kepercayaan pada Eddie Howe setelah musim yang mengecewakan di Tyneside.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/VOZ4wBy6fO4?si=hV0HCu7C0jMsXKos" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;&nbsp;

Latest Articles - Massimiliano Allegri